Monday, 1 May 2017

Puisi menyentuh hati pujangga gelandangan

Pagi buat anda semua kali ini mari kita nostalgia dulu ya.
Puisi ini saya dapat dari seorang blogger dan sudah saya kasih url diakhir artikel saya.
Dulu sangatlah banyak penggemar pujangga gelandangan ini entah kenapa sakarang sudah makin menurun padahal karya yang tercipta sangatlah bagus untuk para pembaca diseluruh negeri :)
Baiklah selamat membaca bait baitnya

Terdiam

Dipojok jalan kemiskinan
Hinggap ditrotoar, hinggap di teras pertokoan
Terkadang hidup beratapkan langit
Dan beralaskan bumi sebagai pijakan

Termenung
Dikota yang terlarang
Berpikir tentang nasib
Memandang tentang alasan hidup
Tentang mengapa aku terlahir

Terkucil
Hanya kutu dan asap kendaraan
Adalah teman setia
Yang menerimaku dengan uluran ikhlas
Bukan cacian dan makian yang tak peduli

Terkapar
Hanya menunggu sinar itu datang
Yang nyatanya hanya bayangan dipandangan
Karena hidup dalam gelap
Hanya ingin kata tentram

Demi tuhan
Bukan itu keinginanku untuk terlahir
Bukan sebagai kotoran
Bukan sebagai hinaan
Ijinkan aku berkata padamu
Aku ingin hidup layak




Aku bukan pujangga

Akulah kata ...
sipemburu hati terlunta
merobek jentra bahtera jiwa
teriak koarkan sua_sua dalam jiwa

Aku bukan pujangga...
pelebur kata membalut jiwa
derai tangisan jiwa
terpaut karena cinta

Aku hanya sukma kata...
kata tulus dari jiwa
mengunyah hujan linangan air mata
jangan kau sebut aku pujangga

Kisah ku hanya semata nyata
tercoret melalui aksara yang ada
Akulah pencinta aksara jiwa
wakilan hati tanpa suadari
lampiran kanvas ketulusan
kata yang membaur sengketapara jiwa kelana





Lembaran kenangan

Kubuka lembaran lusuh masa lalu
Masih tertata rapi setiap aksara dalam kata yang kutuliskan
Ada namaku dan namamu yang menjadi satu "nama kita"Lembar demi lembar kubuka
Ada tawa, airmata, dan juga cerita tentang suka dan duka

Terlintas tanya dalam benakku
Masihkah kau ingat segala kenangan tentang kita
Jikalau sapamu pun aku tiada berhak lagi menerimanya
Ahh... sudahlah..
Kalau dulu rasamu dan rasaku adalah satu
Maka untuk apalagi ada ragu dalam hatiku,bahwa kaupun
masih mengingat semua itu

Untukmu
Melangkah dan bergandeng tanganlah dengan dia penggantiku,
untuk gapai asamu"Cinta sejatiku" inginkan kau bahagia bersama pilihanmu
Biarlah lembaran lusuh itu tersimpan rapi disudut ruang hatiku
hinggapun ajal menjemputku

By; Tina Cuantik

Sumber Pujangga

Baca juga artikel lainnya. Kumpulan puisi karya chairil answar
Terimaksih.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home